Penyakit Campak
Penyakit campak sering juga disebut morbili, yang disebabkan oleh virus yang artinya sangat mudah ditularkan. Anda tetu sering mendengar bahwa di tanah air letusan wabah ini cukup kerap terjadi. campak tampil! dala bentuk panas yang sukar diturunkan pada mulanya, selain tanda-tandanya yang lain : batuk, pilek, diare, mata dan bibir menjadi merah. Setelah 3 sampai 5 hari biasanya muncul bercak merah di seluruh tubuh, inilah yang lalu jadi cirikahas morbili.
Berbahayakah penyakit campak?
Nampaknya inilah yang belum banyak dipahami, mengingat masih banyak anggapan bahwa penyakit campak tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Memeng pada sebagian anak, campak tidak berbahaya. tetapi bagi sebagian yang lain, penyakit campak akan menyebabkan komplikasi yang bisa menyebabkan kematian, misalnya radang otak. Untuk yang terakhir ini banyak ditemukan pada anak yang kurang gizi.Campak dapat dihalau dengan memberikan suntikan atau imunisasi di lengan kiri bagian atas. jadwal imunisasi campak pada usia 9 sampai 14 bulan atau lebih, asalkan belum pernah menderita campak. Pe! mberiannya cukup sekali saja, dan itu sudah bisa menjamin sese! orang ta k terkena campak seumur hidup.
Difteri
Jenis penyakit ini cukup mengerikan, karena tidak saja kumannya yang dapat membuat anak kesulitan napas, racun dari kuman itu sendiri dalam waktu singkat juga dapat menyerang jantung, jaringan syaraf dan ginjal yang akibatnya jatung berhenti, otot pernapasan lumpuh dan ginjal rusak.
Semua itu tak perlu terjadi pada anak apabila pada usia yang sudah dijadwalkan, anak mendapatkan imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus), yaitu pada usia 2 sampai 14 bulan, yang diberikan tiga kali berturut-turut dengan selang waktu minimal 4 minggu. Suntikan imunisasi DPT biasanya dilakukan pada lengan atas, dibagian luar paha atau bokong.
Pertusis
Inilah yang sering disebut dengan batuk rejan atau batuk 100 hari karena kejadiannya berlangsung lama dan tambah! hari semakin hebat. Btuk biasanya diakhiri dengan bunyi napas khas yakni melengkng, bahkan anakpun sampai terkencing-kencing atau bahkan terberak-berak, pembuluh darah dimata dapat pecah dan terlihat pendarahan dibagian itu. Pertusis tak jarang menyebabkan kematian terutama pada bayi yang masih telalu muda.
Imunisasi pertusis diberikan bersamaan dengan imunisasi difteri dan tetanus, yang lazim disebut sebagai imunisasi DPT tadi, dapat mencegah kehadiran pertusis.
Tetanus
Akan halnya pada anak yang lebih besar, kuman masuk melalui luka yang dalam dan kotor, telinga yang mengeluarkan nanah, bahkan bisa melalui gigi yang berlubang. Dapaknya, anak akan memperlihatkan muka tegang, kuduk dan otot pperut kaku, lulu timbul pula kejang-kejang hebat. bila kejang mengenai otot pernapasan, anak tidak akan bisa bernapas. sedangkan bila racun mengenai pusat syaraf di batang otak, hampir bsa dipastikan akan mendatangkan kematian dalam tempo singkat.
Kematian yang disebabkan tetanus sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi pada ibu hamil trimester terakhir d! engan suntikan tetanus toksoid 3 kai berturut-turut, dan pada tetanus anak dengan imunisasi toksoid tetanus dalam bentuk gabungan dengan difteri dan pertusis sebagaimana didepan tadi.
Poliomelitis
Bila terjadi kelumpuhan, anggota badn yang terserang akan mengecil karena tidak terpakai. Parahnya agi, jika penyakit ini sudah menyerang, tidak ada obat yang mampu menghentikan virus polio. Yang bisa hanyalah menghindari dengan pemberian vaksin polio yang diminum secara berkala, 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 4 minggu pada usia 2 sampai 14 bulan.
Penyakit! TBC
Penyakit TBC disebabkan oleh kuman ! TBC, yan g selain bisa ditularkan melalui percikan air ludah diudara, juga lewat saluran makanan dan kulit. Adalah pru-paru yang dirusaknya, tetapi pada tingkat berat, semua organ bisa dirusaknya. Anak yang terkena TBC biasanya kurang nafsu makan, berat badan tidak bertambah dengan wajar, lesu, sering demam disertai batuk dan pilek.
penyakit TBC bisa dicegah dengan imunisasi BCG, yaitu berupa suntikan pada lengan, kanan atas pada usia antara 0 sampai 14 bulan. Suntikan ulangan biasanya diberikan yaitu pada waktu anak duduk di kelas satu SD.
Sumber : Artikel Kesehatan Oleh Khamid Wijaya
Posting Komentar